Mulutmu adalah harimaumu, begitulah sebuah pepatah yang ingin memberikan teguran kehati-hatian dalam berbicara. Ucapan memang teramat dahsyat untuk menggambarakan pribadi seseorang. Dari lisan yang diucapkan seseorang bisa dinilai memiliki sifat dan karakter seperti apa !, dikatakan jujur ketika ucapan sesuai dengan yang dilakukan dan pengkhianat, fitnah, pembohong, munafik adalah sebaliknya dll. Sungguh upaya untuk menjaga lisan dan ucapan ini adalah termasuk hal yang berat dan merupakan ujian oleh Allah kepada kita.
Lidah memang tak bertulang, satu lagi kiasan yang mengatakan begitu mudahnya kita salah dalam berucap. Kontrol ucapan lahir dari pengendalian diri yang baik. Allah sungguh Maha Pencipta, mungkin itulah alasan mulut hanya diciptakan satu, tidak seperti mata dan telinga, artinya agar kita senantiasa lebih banyak membaca, memperhatikan dan mendengar daripada berbicara. Sehingga pepatah lain mengatakan "berpikirlah hari ini dan berbicaralah besok".
Dalam Ingatan penggalan perjuangan yang dilalui pernah kami saling mengingatkan tentang agar berhati-hati dalam berucap ini yaitu dengan menempatkan sebuah lagu sebagai lagu Mars perjuangan saat itu, liriknya lebih kurang seperti ini :
"Memang lidah tak bertulang
Tak tebatas kata-kata
Tinggi Gunung Seribu Janji
Lain dibibir lain dihati "
Lirik yang sangat dahsyat, terdahsyat menggerakan gelora perjuangan kala itu dan memiliki pesan moral yang sangat dalam. Aku sendiri memaknai keseluruhanya adalah sebuah tindakan yang sedikit bicara tapi full usaha.