Selasa, 28 Juli 2015

Wacana Perubahan Slogan Daerah !

Slogan Daerah merupakan sebuah refleksi/pencitraan daerah (region branding). Setiap daerah memiliki slogan tersendiri. Pemberian Slogan Daerah mempuyai beberapa tujuan antara lain agar masyarakat turut andil memiliki serta memahami makna dari slogan tersebut dan menanamkan dalam pikiran, hati dan jiwa mereka sehingga menjadi motivasi untuk membangun sebuah daerah, kemudian juga slogan bertujuan untuk mempromosikan keunikan daerah kepada pengunjung.


Namun ada beberapa permasalahan dalam pemberian region branding ini, yaitu dalam penyusunan konsep brandingnya kadang kurang mencerminkan kenyataan yang ada di  daerah dan semangat masyarakatnya.

Kabupaten Bengkulu Selatan dan Ibukotanya; Kota Manna, salah satu daerah  yang sudah memiliki slogan. Adapun slogan yang telah melekat terhadap kedua daerah ini adalah “Bengkulu Selatan Bumi Sekundang Setungguan dan Manna Kota Kenangan”.

Secara singkat profil Bengkulu Selatan yang diketahui secara luas oleh masyarakat yaitu dalam sejarahnya kabupaten Bengkulu Selatan merupakan kabupaten tertua di Provinsi Bengkulu dan secara geografis terletak dibagian pesisir menghadap ke Samudera Hindia. Daerah dibagian pesisir provinsi Bengkulu didominasi oleh masyarakat yang bersuku Serawai. Begitupun Bengkulu Selatan berpenduduk mayoritas dari suku Serawai.

Mengamati perkembangan pembangunan kabupaten Bengkulu Selatan yang kurang pesat dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang ada di Provinsi Bengkulu, maka kerap muncul tendensi masyarakat mengaitkan kepada slogan daerah tersebut, entah ini guyonan belaka atau memang diyakini  mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Psikis publik. Kata yang selalu menjadi sorotan terhadap kedua slogan ini yaitu kata “ Setungguan“  dan “ Kenangan”, dinilai kata ini mempunyai konotasi negatif. Tanggapan dari masyarakat diantaranya;  “Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan kabupaten tertua harusnya lebih maju dari daerah-daerah yang lain namun karena “selalu menunggu” maka  tidak beranjak untuk maju”. Kemudian kata “kenangan”  juga banyak mendapat tanggapan negatif yang dimaknai sebagai kejayaan yang telah berlalu dll.

Pada awal tahun 2015 Bupati Bengkulu Selatan, H. Reskan Effendi memunculkan pemikiran mengenai perlunya penciptaan citra diri daerah (brand image) yang mewakili citra daerah  dan dipahami oleh masyarakat secara keseluruhan. Beliau menilai bahwa Slogan Bengkulu Selatan Bumi Sekundang Setungguan dan Manna Kota Kenangan” tersebut tidak mampu menciptakan citra yang merefleksikan atau menjadi indikator nilai (value indicator) bagi daerah. Terdapat beberapa hal mendasar yang menjadi pertimbangan dari penilaianya terhadap slogan tersebut :

Pertama, makna filosofis yang berkembang dikalangan masyarakat terkait dengan kata “Setungguan “ pada “Bumi Sekundang Setungguan” mencerminkan kesetiaan yang tiada akhir dan ketidak mandirian. Kemudian kata “Kenangan” Pada “Manna Kota Kenangan” yang mencerminkan keterbelakangan dan eksistensi yang telah pudar. 

Kedua, Visi daerah yang tertuang dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) 2010-2015 yaitu menuju “Bengkulu Selatan Tangguh”, dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan pembangunan yang berkelanjutan.

Dimensi yang terkandung dalam kalimat ”TANGGUH” adalah Mewujudkan Bengkulu Selatan yang Transparan dan Akuntabel, Aspiratif, Normatif, Gotong-royong, dan Tumbuhnya Sektor Ekonomi Usaha Rakyat berbasis komoditas perkebunan dan ternak, serta Interaksi Sosial yang Harmonis Berlandaskan kehidupan masyarakat yang religius.

Visi ini kemudian menjadi slogan disetiap tema acara pemerintahan, namun bukan merupakan slogan daerah. Selanjutnya munculah sebuah persepsi baru untuk mengadopsi kata “Tangguh” kedalam slogan kabupaten Bengkulu Selatan.

Ketiga, Bengkulu Selatan juga dikenal sebagai pusat/domisili terbesar dari suku serawai di Provinsi Bengkulu. Ini juga yang menjadi masukan banyak pihak agar kata “Serawai” menjadi bagian identitas dari Bengkulu Selatan dan Kota Manna. 

Dilihat dari masukan tersebut ada dua kata yang menjadi rekomendasi dalam perubahan slogan daerah tersebut yaitu kata “Tangguh dan Serawai”. Salah satu opsi perubahan slogan jika mengadopsi kedua kata tersebut kedalam slogan yang telah ada maka akan menjadi “Bumi Sekundang Tangguh dan Manna Kota Serawai”.

Kalimat “Bumi Sekundang Tangguh” dapat dimaknai sebagai kawasan yang relatif aman dan damai dengan semangat keharmonisan (harmony) dan saling menghormati (respect to each other), sementara Tangguh secara spesifik selain yang telah diuraikan didalam Visi Bengkulu Selatan dapat dimaknai juga sebagai kesiapan menghadapi era persaingan saat ini, dengan secara serius membangun posisi yang jelas (clear positioning) dan kekuatan yang berbeda/khas (strong differentiation).

Kalimat “Manna Kota Serawai” dapat diartikan bahwa Manna merupakan pusat kebudayaan Serawai. Dengan demikian budaya Bengkulu Selatan akan tumbuh dan berkembang bersamaan pewarisan dan revitalisasi kebudayaan serawai.

Perubahan Slogan daerah memang hanyalah titik awal dalam pengembangan Identitas daerah. Makna dan nilai utama Slogan tersebut harus secara konsisten dan kontinu dikomunikasikan ke seluruh stakeholders di Bengkulu Selatan, baik internal maupun eksternal. Secara internal segenap apartur pemerintah/birokrat, usahawan dan masyarakat di seluruh Bengkulu Selatan harus turut andil memiliki dan memahami makna tersebut dan menanamkan secara mendalam dalam pikiran, hati dan jiwa mereka. Sedangkan secara eksternal, usaha yang keras dan pantang menyerah harus dilakukan untuk membuat stakeholder luar, seperti para pelaku bisnis, pengunjung, investor, pengembang dalam memahami dan memberikan respek terhadap makna dari slogan daerah tersebut.

Pada akhirnya tentu kita berharap slogan daerah tersebut dapat menumbuhkan semangat  dan menggerakan kesadaran kolektif bagi setiap masyarakat dan stakeholder untuk andil dan berpartisipasi terhadap kemajuan daerah kita.


Salam Pemuda !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar