Slogan Daerah merupakan sebuah refleksi/pencitraan
daerah (region branding). Setiap daerah memiliki slogan tersendiri. Pemberian Slogan Daerah mempuyai
beberapa tujuan antara lain agar masyarakat turut andil memiliki serta memahami
makna dari slogan tersebut dan menanamkan dalam pikiran, hati dan jiwa mereka
sehingga menjadi motivasi untuk membangun sebuah daerah, kemudian juga slogan
bertujuan untuk mempromosikan keunikan daerah kepada pengunjung.
Namun ada beberapa permasalahan dalam
pemberian region branding ini, yaitu
dalam penyusunan konsep brandingnya kadang kurang mencerminkan kenyataan
yang ada di daerah dan semangat
masyarakatnya.
Kabupaten Bengkulu Selatan dan
Ibukotanya; Kota Manna, salah satu daerah
yang sudah memiliki slogan.
Adapun slogan yang telah melekat terhadap kedua daerah ini adalah “Bengkulu Selatan Bumi Sekundang Setungguan dan Manna Kota Kenangan”.
Secara singkat profil Bengkulu Selatan
yang diketahui secara luas oleh masyarakat yaitu dalam sejarahnya kabupaten
Bengkulu Selatan merupakan kabupaten tertua di Provinsi Bengkulu dan secara
geografis terletak dibagian pesisir menghadap ke Samudera Hindia. Daerah
dibagian pesisir provinsi Bengkulu didominasi oleh masyarakat yang bersuku
Serawai. Begitupun Bengkulu Selatan berpenduduk mayoritas dari suku Serawai.
Mengamati perkembangan pembangunan kabupaten
Bengkulu Selatan yang kurang pesat dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain
yang ada di Provinsi Bengkulu, maka kerap muncul tendensi masyarakat mengaitkan
kepada slogan daerah tersebut, entah ini guyonan belaka atau memang
diyakini mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Psikis publik. Kata yang selalu menjadi sorotan terhadap
kedua slogan ini yaitu kata “ Setungguan“ dan “ Kenangan”, dinilai kata ini mempunyai
konotasi negatif. Tanggapan dari masyarakat diantaranya; “Kabupaten
Bengkulu Selatan merupakan kabupaten tertua harusnya lebih maju dari
daerah-daerah yang lain namun karena “selalu menunggu” maka tidak beranjak untuk maju”. Kemudian kata “kenangan” juga banyak mendapat tanggapan negatif yang
dimaknai sebagai kejayaan yang telah berlalu dll.
Pada awal tahun 2015 Bupati Bengkulu Selatan, H. Reskan
Effendi memunculkan pemikiran mengenai perlunya penciptaan citra diri daerah (brand
image) yang mewakili citra daerah dan dipahami oleh masyarakat secara
keseluruhan. Beliau menilai bahwa Slogan “Bengkulu Selatan Bumi Sekundang Setungguan dan Manna Kota Kenangan” tersebut tidak mampu menciptakan
citra yang merefleksikan atau menjadi indikator nilai (value indicator)
bagi daerah. Terdapat beberapa hal mendasar yang menjadi pertimbangan dari
penilaianya terhadap slogan tersebut :
Pertama, makna filosofis yang
berkembang dikalangan masyarakat terkait dengan kata “Setungguan “ pada “Bumi
Sekundang Setungguan” mencerminkan kesetiaan yang tiada akhir dan ketidak
mandirian. Kemudian kata “Kenangan”
Pada “Manna Kota Kenangan” yang
mencerminkan keterbelakangan dan eksistensi yang telah pudar.
Kedua, Visi daerah yang tertuang dalam
RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) 2010-2015 yaitu menuju “Bengkulu
Selatan Tangguh”, dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan
pembangunan yang berkelanjutan.
Dimensi yang terkandung dalam kalimat ”TANGGUH” adalah Mewujudkan Bengkulu
Selatan yang Transparan dan Akuntabel, Aspiratif, Normatif, Gotong-royong, dan
Tumbuhnya Sektor Ekonomi Usaha Rakyat berbasis komoditas perkebunan dan ternak,
serta Interaksi Sosial yang Harmonis Berlandaskan kehidupan masyarakat yang
religius.
Visi ini
kemudian menjadi slogan disetiap tema acara pemerintahan, namun bukan merupakan
slogan daerah. Selanjutnya munculah sebuah persepsi baru untuk mengadopsi kata “Tangguh” kedalam slogan kabupaten
Bengkulu Selatan.
Ketiga, Bengkulu Selatan juga dikenal
sebagai pusat/domisili terbesar dari suku serawai di Provinsi Bengkulu. Ini
juga yang menjadi masukan banyak pihak agar kata “Serawai” menjadi bagian identitas dari Bengkulu Selatan dan Kota
Manna.
Dilihat dari
masukan tersebut ada dua kata yang menjadi rekomendasi dalam perubahan slogan
daerah tersebut yaitu kata “Tangguh dan
Serawai”. Salah satu opsi perubahan slogan jika mengadopsi kedua kata tersebut
kedalam slogan yang telah ada maka akan menjadi “Bumi Sekundang Tangguh dan Manna Kota Serawai”.
Kalimat “Bumi Sekundang Tangguh” dapat dimaknai sebagai kawasan
yang relatif aman dan damai dengan semangat keharmonisan (harmony) dan saling menghormati
(respect to each other), sementara Tangguh secara spesifik selain yang
telah diuraikan didalam Visi Bengkulu Selatan dapat dimaknai juga sebagai
kesiapan menghadapi era persaingan saat ini, dengan secara serius membangun
posisi yang jelas (clear positioning) dan kekuatan yang berbeda/khas (strong
differentiation).
Kalimat “Manna Kota Serawai” dapat diartikan bahwa
Manna merupakan pusat kebudayaan Serawai. Dengan demikian budaya Bengkulu
Selatan akan tumbuh dan berkembang bersamaan pewarisan dan revitalisasi kebudayaan
serawai.
Perubahan Slogan
daerah memang hanyalah
titik awal dalam pengembangan Identitas daerah. Makna dan nilai utama Slogan tersebut harus secara konsisten
dan kontinu dikomunikasikan ke seluruh stakeholders di Bengkulu Selatan,
baik internal maupun eksternal. Secara internal segenap apartur
pemerintah/birokrat, usahawan dan masyarakat di seluruh Bengkulu Selatan harus
turut andil memiliki dan memahami makna tersebut dan menanamkan secara mendalam
dalam pikiran, hati dan jiwa mereka. Sedangkan secara eksternal, usaha yang keras
dan pantang menyerah harus dilakukan untuk membuat stakeholder luar,
seperti para pelaku bisnis, pengunjung, investor, pengembang dalam memahami dan
memberikan respek terhadap makna dari slogan
daerah tersebut.
Pada akhirnya tentu kita berharap slogan
daerah tersebut dapat menumbuhkan semangat dan menggerakan kesadaran kolektif bagi setiap
masyarakat dan stakeholder untuk andil dan berpartisipasi terhadap kemajuan
daerah kita.
Salam Pemuda !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar