Kamis, 11 Agustus 2011

Puasa Sebagai Upaya Mengendalikan Diri

Puasa dalam arti menahan diri untuk tidak makan dan minum dikenal oleh manusia abad ke 20 dalam berbagai berbentuk dan motivasi. Ada yang melaksanakanya demi kesehatan atau kelangsingan badan, ada yang untuk tujuan protes terhadap suatu kebijakan atau mogak makan, ada yang memanfaatkan sebagai sarana untuk membersihkan jiwa, membebaskan diri dari dosa dan mendekatkan diri kepada Tuhan dan ada juga yang melakukan sebagai tanda berkabung atau menampakan solidaritas terhadap yang berkabung.

Apapun motivasinya serta bentuk dari puasa itu, ia tidak dapat dipisahkan dari usaha pengendalian diri. Pengendalian diri akan mengantarkan manusia pada kebebasan dari belenggu "kebiasaan" yang mungkin dapat menghambat kemajuanya.  Puasa merupakan suatu karantina diri untuk mendapatkan kekuatan melalui penderitaan sesaat ketika melakukanya.

Kemudian berpuasa merupakan tekad untuk menjadikan diri dapat menghadapi problem serta meraih kejayaan dengan kesadaran dan ketenangan Jiwa. Hal ini yang menjadi renungan dan penafsiran, mengapa cara pengendalian diri melalui puasa harus dilakukan dalam suatu bentuk. Sehingga tidak diketahui hakikatnya kecuali Allah dan pelakunya sendiri. Dari sanalah kesadaran diperoleh, sedangkan niat melakukanya karena Allan itulah yang kemudian akan menimbulkan ketenangan dan ketentraman jiwa.

Demikian peranan puasa dalam membina kualitas kita untuk menghadapi kebutuhan masa kini dan masa depan, baik membentengi diri dari kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi maupun mencapai suatu keberhasilan.

Ikhwah fillah, Sahabat blogger kewajiban berpuasa ini tidak hanya ada dalam kehidupan manusia saat ini namun kewajiban melaksanakan puasa telah diserukan kepada umat-umat sebelum kita karena Pengendalian diri tidak mengenal dimensi ruang dan waktu dan pengendalian diri yang lahir merupakan kunci keimanan kepada Allah SWT.

"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas umat-umat sebelum kamu agar kamu bertaqwa " (QS 2 : 183).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar